Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana kau dilahirkan,
tetapi aku yakin,
hari itu pastilah hari yang indah,
langit memerah jambu,
awan berdesakan hendak turun,
mentari mengerlingkan mata,
sorepun tak ingin beranjak menjadi malam,
karena gembiranya dunia,
menyambut kehadiran wanita mulia.
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana aku dilahirkan,
hari yang kau senyumi,
hari yang kutangisi,
hari yang tak pernah kunanti,
karena ketakutanku yang amat sangat,
tentang sebuah balas budi,
dan janji-janji bakti,
yang tak mungkin kupenuhi,
untuk mewujudkan harapanmu.
Bunda,
aku masih bisa melihat senyummu,
kurang lebih,
hampir sama seperti senyummu dulu,
ketika kau melahirkanku,
tetapi ijinkan aku bertanya,
bukankah bulan tak selamanya purnama?
dan embun pagi akan diteguk binatang melata,
akupun telah tak telanjang lagi,
karena berbaju tebal keangkuhan,
maka seyogyanya,
menangislah bunda.
aset yang paling berharga dalam diri kita adalah karakter kita
sipp!! mksh udah mampir π
izin di share tulisannya
http://kumcer.com/2013/06/17/menangislah-bunda/
silakan sob… π
dan aku trenyuh.. oleh akhir tentang keangkuhan di bawah kaki ibunda…
terima kasih atas trenyuhnya hehehe
semua akan lebih baik kalau kita berusaha
sipp…
Ping-balik: filzam2k
hasil karya spa thyu dn spa jga penerbitnhya………..
……….
tulisan saya yg saya tulis di blog wordpress.. π
semua akan lebih baik kalau kita berusaha
Bunda, aku memang tak melihat, saat ketika puluhan bibir menyebut Nama-Nya atas kehadiranku yang sontak membuatmu berharap, semoga anaknya kelak membuatnya bangga… Salam kenal π —> scriptsofme.wordpress.com
terima kasih atas kunjungannya
Saya suka tulisan anda. Salam kenal mas
terima kasih mas anang, salam kenal jg…
saya suka dengan puisinya mas..
memangb hanya bunda yang bisa buat kita bahagia mas..
tanpa bunda kita bukan sispa-siapa mas :’)
makasih ya mas
mantab mas puisinya keren2
luar biasaa maknanya
masa sih… π