Kulacurkan sastra,
di semak-semak kemunafikan,
gelap bertudung narsisme,
memperdaya logika naif,
mengurai syahwat terselubung,
Adakah pencerahan,
ketika penaku lantang bicara,
mengelabuhi kejujuran nurani,
meledakkan sebongkah ambisi,
dan kelekatanku pada gebyar dunia.
Jika sesal adalah akibat,
adakah sebab yang jadi penyebab,
tetap tak kutemukan jawaban,
hingga tertulis puisi minimalis,
di antara keinginan yang maksimalis.
Aku tahu.. bahwa pena itu akan selalu berbicara dengan lantang
makasih kunjungannya…
tetep bagus walo minimalis…
tumben nih dreee muncul…. hehe makasih ya….
Emang apa keinginan minimalis itu, Kak??
kalo keinginannya sih maksimalis dik… hehe
wah, puisi-nya bergenre properti juga:)
udah ada yang bergaya spanyol? hehe
nice poem lo
hehe…kedengarannya emang kyk model bangunan….
makasih kunjungannya…