Satu-satu pergi,
mohon diri di batas sepi,
meninggalkan sederet luka,
sakitnya tiada dapat tergambar.
Satu-satu pergi,
terpisah di ujung pagi,
tercerai di batas senja merah,
mengiris, menyilet, membekaskan garis duka.
Tanah ini telah kau pijak sejak lama,
air sumur ini telah kau teguk sejak dulu kala.
jejak-jejak tapak kakimu belum lagi tersapu,
janjimu padakupun belum tuntas kau tunaikan.
Pulang, pulanglah,
selaksa tugas menatimu,
jangan berdiri termenung,
jangan tangisi kesendirianmu.
Satu-satu pergi,
biarlah begitu,
masa kan selalu berganti,
akan bertiup angin yang baru.
Iklan
aku suka puisi ini. sebagian baitnya menggambarkan jiwaku saat ini.
tulllll….??setuju…hadapi semuanya..
jangan menyerah…tp nikmati hari ini…
salam
Yang sudah pergi biarkan pergi… Tunggu yang lain yang akan datang, seperti masa yang kau bilang itu, ada yang pergi ada yang datang. Selalu begitu…
betul bang………..patah tumbuh hilang berganti…. yg penting optimis trs hehe….